Setelah sekian lama menghilang dari dunia penulisan di jagad maya, akhirnya terbukalah kesempatan untuk menyampah lagi. Kali ini hanya ingin sedikit mengulas uneg-uneg yang sudah lama terpendam dan mengendap dalam sanubari (wuoppooo).
Adalah mengenai basa krama, sebagai warisan leluhur, bahasa Jawa halus yang dipergunakan ketika berhadapan dengan orang lain yang lebih kita hormati. Sebagaimana kita ketahui ada beberapa tingkatan basa Krama, mulai dari Krama lugu, krama Alus, krama Inggil (sepertinya masih ada tingkatan lagi yang mungkin terlewatkan, silakan untuk ditambahkan jika pembaca masih ingat).
Adalah yang agak mengganjal, ketika mengucapkan basa Krama dari ‘Selamat‘, seperti yang kita gunakan untuk mengucapkan Selamat Pagi, Selamat Siang, Selamat Datang, Selamat Ulang Tahun, dan selanjutnya. Pada umumnya kata Selamat ini akan kita ganti dengan kata Sugeng untuk diucapkan sebagai basa Krama. Padahal Sugeng itu sendiri adalah nama orang (hehe, ini bercanda) jika kita telusuri sebenarnya adalah basa Krama dari kata Hidup, maka dirasa kurang pas jika kata Selamat itu kita ganti dengan kata Sugeng.
Jadi apa yang lebih tepatnya ? Kata Wilujeng lebih tepat digunakan sebagai basa Krama dari Selamat. Maka seyogyanyalah, kita mulai menggunakan kata Wilujeng untuk mengucapkan Wilujeng Enjing (Selamat Pagi), Wilujeng Siyang (Selamat Siang), Wilujeng Rawuh (Selamat Datang), Wilujeng Ambal Warsa (Selamat Ulang Tahun), dan seterusnya, alih-alih menggunakan kata Sugeng.
Barangkali memang ada kemiripan dengan bahasa Sunda yang memang menggunakan kata Wilujeng sebagai pengganti kata Selamat, sedangkan bahasa Bali dari Selamat adalah Rahajeng. Tapi memang antara Sunda-Jawa-Bali masih satu kerabat dekat, contoh nyata yang lain adalah kata Jika, dalam ketiga bahasa tersebut memiliki kata yang sama yaitu Lamun (meskipun dalam bahasa Jawa memiliki variasi Yen, Menawi).
Kembali ke bahasan Sugeng dan Wilujeng, mungkin nantinya akan penulis periksa ulang di kamus bahasa Jawa (Bausastra), berhubung Bausastra milik Kanjeng Rama ada di rumah di Sukoharjo π
Kelanjutannya –> Sugeng & Wilujeng 2
Kersaa Angleresaken Kula Menawi Kula Lepat (Correct Me If I Wrong)
jenenge bapakku disebut sebut ig…..
wilujeng mbadog mbah π
pisan ngkas ah….ganti akun…
ono sing nyebut babeku ig…
wilujeng nguntal nggih mbah…
[…] tulisan sebelumnya mengenai tembung (kata dalam bahasa Jawa) – antara Sugeng dan Wilujeng, beberapa minggu yang lalu di majalah Panjebar Semangat yang biasa saya berlangganan terdaat […]
Mas, nyari kamus bahasa jawanya dimana ya? boleh minta kamus/linknya? aku juga pingin belajar, masa aku gak tau bahasa jawa, yo mas, boleh dishare bausastranya?
mas Dicky,
ada di blog saya, bausastra lama dari WJS Poerwadarminta
https://astroboyz.wordpress.com/2013/05/21/bausastra-jawa/
barangkali bisa membantu π
Nyuwun pangapunten menawi kula lepat.
Wonten ing Baoesastra Djawa, ingkang kaimpun dening WJS Poerwadarminta, ingkang kaecap wonten Pangecapan WOLTERS’ UITGEVERS – MAATSCCHAPPIJ GRONINGEN BATAVIA, 1939
mratelakaken makaten:
soegeng- 1. engg. kn. oemoek, goemedhe;. 2. ki. slamet; 3. engg. ki. lemoe
(engg = enggon-enggonan, kn = krama ngoko, ki = krama inggil) wonten kaca 570
wiloedjeng – k: slamet (k = krama) wonten ing kaca 664
oerip n. gesang k: 1 (soegeng ki) kadoenoengan kaanan bisa mobah-mosik, moendhak gedhe lsp (tmr. kewan, manoengsa, tetoewoehan), 2. …… 3. ….. 4, ….
Mangga ingkang pun agem ingkang pundi…