Asmanipun Sinten ?

Sudah menonton video di atas ?
Ya, salah satu sesi seleksi Indonesian Idol tahun ini.
Si calon peserta memperkenalkan dirinya, “Asma kula Fariza …”
Wah wah wah, orang Sukoharjo pula yang ngomong.
Bisa di-kethak sama orang tua pacarnya kalau ngapel, karena mbasakne dirinya sendiri.

Suatu ketika ada teman saya yang men-share gambar di bawah. Tribute to Agnes.

Mari kita belajar lebih lanjut mengenai basa krama ini.
Coba kita baca tulisan di sini.
Di bahasa Jawa dikenal basa ngoko dan basa krama.
Bagaimana membedakan dan kapan menggunakannya dilihat dari beberapa hal, yaitu dengan siapa kita sedang berbicara dan siapa objek pembicaraan kita.

1. Ngoko lugu, digunakan dalam pergaulan pada umumnya atau dianggap akrab
2. Ngkok alus, biasa digunakan dalam pergaulan juga (lumrah juga digunakan untuk antar suami-istri). Biasanya juga objek pembicaraan dikenakan tembung krama, misal : “Panjenengan wis dhahar durung?“.
3. Krama lugu, biasa digunakan dalam menghormati orang yang baru saja kenal
4. Krama alus, biasa digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang lebih dihormati, misal dari anak ke orang tua.

Kembali ke video di atas.
Yah, memang masih sering kita menggunakan basa krama dengan tidak pas.
Misal dengan meng-krama-kan diri sendiri.
Tembung krama alus seperti “asma” atau “kagungan” digunakan untuk membahasakan orang yang lebih dihormati (objek pembicaraannya misal orang tua).
Jadi untuk memperkenalkan diri lebih tepat jika diutarakan “Nami kula ….”

Saya sendiri juga masih belajar.
Mari belajar basa krama lagi 🙂

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s