
Sampai berapa kali kita harus memaafkan orang lain?
3 kali? 5 kali? 7 kali? 10 kali?
Ada yang menarik dari khotbah di hari Minggu ini. Petrus menanyakan hal tersebut kepada Yesus, apakah kita harus memaafkan sampai 7 kali. Ia merasa angka tersebut sudah cukup banyak untuk memaafkan kesalahan orang lain. Karena di kitab Amos saja dituliskan bahwa pengampunan untuk bangsa-bangsa hanya sampai 3 kali, dan keempat kalinya akan mendapatkan murka Allah.
Akan tetapi, jawab Yesus cukup mengejutkan. Kita harus mengampuni 70 kali 7 (490x?). Tentu saja angka hanya kiasan. Pesan sesungguhnya adalah mengampuni tidak ada batasnya dan haruslah sepenuh hati. Jawaban tersebut dilanjutkan dengan perumpamaan tentang seorang hamba yang berhutang sangat banyak kepada rajanya dan karena belas kasihnya semua hutangnya dihapuskan. Tetapi kemudian hamba tersebut justru tidak mau membebaskan hutang temannya yang tidak seberapa jika dibandingkan dengan hutangnya yang sudah dihapuskan sang raja.
Menjadi pengikut Kristus memang bukan hal yang mudah. Mungkin banyak yang bilang enak menjadi Kristen karena hal-hal yang kelihatan dari luar (misal bisa makan yang haram, ibadah wajib di hari Minggu saja, dll). Tetapi ada hal-hal yang lebih dari itu, karena kita diharuskan untuk mengasihi musuh dan mengampuni tanpa batas.
Motivasi kita untuk mengasihi orang lain pun bukan motivasi yang “supaya” (supaya kita semakin diberkati, supaya kita masuk surga, dll), melainkan motivasi yang “sebab” (sebab kita sudah lebih dahulu dikasihi dan diselamatkan oleh Tuhan). Maka adalah salah jika kita mengasihi orang lain dan mengharap orang lain kembali mengasihi atau berbuat baik kepada kita. Kita mengasihi semata-mata karena kita dikasihi lebih dahulu. Titik.
Memaafkan tanpa batas memang hal yang sulit. Kita sebagai manusia biasa tentu saja tidak bisa melaksanakan secara sempurna. Dan dalam ketidaksempurnaan itulah seharusnya kita menghadirkan Tuhan dalam keseharian kita.
Maka, jangan lupa untuk memaafkan orang-orang yang bersalah pada kita, baik yang disengaja ataupun tidak.