Suminten Edan – Paramabudaya 2015

Bandung, 25 April 2015.
UKM Djawa Tjap Parabola kembali mengadakan perhelatan tahunannya yang puncaknya adalah malam Pagelaran Akbar yang bertajuk Ketoprak Koplak – Suminten Edan.

Seperti biasanya, acara pagelaran dibuka dengan prosesi tari-tarian di dalam gedung GSG.

Dengan membawa gunungan sebagai simbol Paramabudaya, para penari menjemput pembina UKM, ketua UKM, dan ketua panitia Paramabudaya.

Seusai memberi sambutan di atas panggung, rangkaian acara Paramabudaya 2015 ditutup dengan ditancapkannya gunungan oleh pembina UKM.


Acara pun berlanjut ke pertunjukan ketoprak, diawali dengan tablo yang menampilkan Baribin dari gunung Klotok dan anak buahnya. Diceritakan bahwa Baribin dan anak buahnya bertempur dengan beberapa orang utusan kerajaan. Karena kesaktiannya, Baribin dapat memukul mundur musuh-musuhnya tersebut.

Sementara itu, di Kadipaten Trenggalek, tampak sang adipati sedang berdua dengan istrinya dan dihadap oleh para emban.

Datanglah para prajurit kerajaan datang untuk menghadap. Sang Adipati menanyakan bagaimana tugas para prajurit untuk menumpas Baribin yang akan memberontak pada kadipaten Trenggalek. Tapi seperti yang kita saksikan di adegan tablo, para prajurit kadipaten Trenggalek gagal untuk membunuh Baribin.

Tak berapa lama datanglah Warok Secadarma dan adiknya untuk menghadap adipati Trenggalek. Mereka menyampaikan maksudnya untuk turut mengabdi pada kadipaten Trenggalek dan bersedia untuk mematuh perintah sang adipati. Mendengar hal itu, senanglah adipati Trenggalek dan memerintahkan mereka untuk membantu menumpas Baribin. Sebagai imbalannya, putra Adipati Trenggalek, raden Subroto akan dinikahkan dengan anak Secadarma, Suminten.

Secadarma pun menerima dengan senang hati dan kemudian mohon pamit. Tetapi, ketika adipati Trenggalek menyampaikan maksudnya kepada anaknya, Subroto, sang anak menolak perjodohan itu karena sudah punya tambatan hati lain. Sang Adipati marah bukan kepalang karena sudah terlanjur berjanji pada Secadarma. Ia pun menghunus kerisnya dan Subroto segera kabur. Melihat hal itu, Adipati bertambah pusing dan memerintahkan anak buahnya untuk membawa hadiah ke Secadarma sebagai tanda batalnya perjodohan tersebut.

Di tempat lain, tampak seorang gadis sedang bercanda sambil mengumpulkan kayu bersama teman-temannya.

Tak lama kemudia datanglah seorang pemuda menghampiri mereka.

Setelah saling menggoda, kemudian sang pemuda yang terlihat sebagai pimpinan kawanan itu menyatakan cintanya pada sang gadis yang bernama Cempluk. Tetapi karena Cempluk memang tidak menyukai Joko Gentho, pemuda itu, ditolaklah ia. Merasa ditolak cintaya, maka Joko Gentho berusaha untuk memperkosa Cempluk yang kemudian kabur.

Tak jauh dari situ, Raden Subroto yang kabur dari ayahnya sedang bercengkerama dengan dua abdinya.

Cempluk dan kawan-kawannya yang lari dikejar Joko Gentho bertemu dengan rombongan Raden Subroto.

Joko Gentho yang mengejar Cempluk akhirnya berhasil menyusul, dan berhadapan dengan Raden Subroto.

Perkelahian antara Joko Gentho dan Subroto tak terhindarkan. Tapi karena Subroto kewalahan, Cempluk pun melarikan diri.

Sementara itu di suatu padepokan, tampak sang Warok Suramenggala sedang melatih murid-muridnya.

Tiba-tiba, Cempluk datang sambil menangis dan menghambur pada ayahnya, Warok Suramenggala.

Mendengar penuturan Cempluk dan kawan-kawannya bahwa mereka dikejar-kejar oleh Joko Gentho untuk diperkosa, marahlah Warok Suramenggala dan bersesumbar akan menghabisi siapa saja yang mengganggu anaknya.

Datanglah Raden Subroto ke padepokan tersebut. Meskipun sempat terjadi salah paham karena Suramenggala mengira ia yang mengganggu Cempluk, Warok Suramenggala menerima kedatangan Subroto dengan senang hati.

Jaka Gentho yang terus mengejar Cempluk akhirnya sampai di padepokan Suramenggala.

Suramenggala kembali marah mengetahui bahwa pemuda ini yang telah mencoba memperkosa anaknya. Tanpa panjang lebar, Joko Gentho ditantang bertanding. Karena kalah kesaktian, Joko Gentho kabur dan mengancam mengadukan pada ayahnya.

Raden Subrata yang telah jatuh hati pada Cempluk setelah kejadian tadi memberanikan diri untuk meminangnya dari Warok Suramenggala. Karena segannya pada kadipaten Trenggalek, Warok Suramenggala pun menyetujui hubungan Raden Subrata dengan putrinya.

Di tempat terpisah, Warok Secadarma dan keluarganya sedang berembug untuk mempersiapkan pernikahan anaknya, Suminten, dengan putra dari Adipati Trenggalek.

Sebagai bagian dari persiapan, ia memerintahkan anak buahnya untuk mencarikan penari ledhek untuk menghibur para tamu nantinya.

Kemudian datanglah prajurit-prajurit utusan dari Trenggalek menghadap pada Warok Secadarma. Dengan berat hati mereka menyampaikan banyak hadiah kepada Secadarma dan mewartakan berita buruk mengenai pembatalan perjanjian perjodohan secara sepihak dari Adipati Trenggalek. Murkalah Secadarma dan dibantingnya hadiah pemberian itu, seketika larilah para prajurit utusan.

Sepulangnya para utusan Trenggalek, putri Secadarma, Rara Suminten datang sepulang dari belanja kebutuhan untuk pernikahannya.

Dengan susah payah, Secadarma pun menjelaskan pada anaknya mengenai pembatalan perkawinannya dengan Raden Subroto. Menangislah Suminten sejadi-jadinya.

Saking sedihnya Suminten, ia pun menjadi stres dan edan seedan-edannya.

Secadarma yang sudah marah menjadi semakin marah dan akan mengobrak-abrik Trenggalek. Sementara adik Secadarma berusaha untuk menenangkan Suminten.

Sementara itu, Joko Gentho yang telah dihajar oleh Suramenggala pulang ke ayahnya, Sura Bangsat. Ia melaporkan bahwa ia telah dipermalukan oleh Suramenggala karena tidak diperbolehkan mempersunting Cempluk.

Tidak terima anaknya dipermalukan, Surabangsat menggunakan kesaktiannya untuk mengubah penampilan anaknya, Joko Gentho menjadi mirip dengan Subroto.

Raden Subroto yang asli dan Cempluk yang telah direstui hubungannya oleh Warok Suramenggala sedang berkasih-kasihan.

Tiba-tiba datang Warok Surabangsat menghampiri sepasang kekasih tersebut. Cempluk disuruh untuk menghadap buliknya dan percaya begitu saja dengan pergi meninggalkan Raden Subroto. Tanpa banyak omong, sepeninggal Cempluk, Subroto dihajar oleh Warok Surabangsat dan ditinggalkan begitu saja.

Subroto yang tidak sadarkan diri ditemukan oleh Warok Suramenggala dan murid-muridnya. Mengetahui hal tersebut, Suramenggala menyembuhkan kembali Subroto dan menanyakan apa yang sebelumnya terjadi. Curiga ada hal yang tidak beres yang dapat menimpa Cempluk, Suramenggala mencoba mengejar ke arah Cempluk pergi.

Cempluk yang merasa bingung karena tidak ada bulik yang mencarinya tiba-tiba dihampiri oleh seorang yang berparas sama dengan Subroto, kekasihnya. Subroto itu pun merayunya layaknya kekasih.

Subroto palsu pun tak segan-segan untuk terus merayu dan memperlakukan Cempluk seakan kekasih sendiri, diilustrasikan dengan adegan-adengan di siluet.

Tak berapa lama, datanglah Warok Suramenggala dengan kembaran Subroto menghampiri Cempluk dan Subroto gadungan yang sedang memadu kasih.

Untuk membuktikan siapa Subroto yang asli, Suramenggala meminta untuk kedua Subroto tersebut beradu ilmu.

Raden Subroto asli yang memang ilmunya di bawah Joko Gentho pun jelas-jelas kalah dalam adu ilmu tersebut. Suramenggala yang sudah mengetahui siapa Subroto yang palsu menantangnya untuk juga beradu kesaktian.

Dengan menyabetkan kolor saktinya, terungkaplah wujud asli Subroto palsu sebagai Joko Gentho, dan tanpa segan-segan Suramenggala membunuh Joko Gentho yang berlaku kelewatan.

Sura Bangsat pun kemudian datang. Melihat anaknya dibunuh oleh Suramenggala merasa tidak terima dan menantang untuk beradu ilmu pula.

Karena memang Warok Suramenggala memiliki kesaktian yang lebih tinggi, Sura Bangsat kemudian dikalahkan.

Melihat Subroto asli sudah kembali bersanding dengan Cempluk, Warok Suramenggala mengajak untuk meneruskan langkah ke kadipaten Trenggalek.

Suminten yang telah menjadi tidak waras pun tertawa-tawa sepanjang jalan mencari mas Broto di antara kerumunan penonton.

Bahkan di pasar tempat orang ramai berkerumun, Suminten tanpa malu-malu menari-nari dan berteriak-teriak mencari mas Broto.

Paklik dari Suminten, Warok Secaguna, dan beberapa emban datang menyusul Suminten, mencoba menenangkan dan mengajak pulang.

Suminten pun diajak pulang dengan digendong oleh pakliknya.

Di kadipaten Trenggalek, sang Adipati meminta laporan dari para prajuritnya yang diberikan tugas menyampaikan pesan dan hadiah pada Warok Secadarma.

Di tengah pertemuan di kadipaten, Warok Secadarma pun datang dengan marahnya mencoba meminta penjelasan akan apa yang sudah disampaikan oleh para prajurit Trenggalek. Merasa tidak puas akan penjelasan yang diterimanya, Secadarma berlanjut dengan mengamuk di kadipaten dan sang Adipati melarikan diri bersama dengan para prajuritnya.

Di tengah rombongan adipati yang sedang lari, ternyata Raden Subroto datang menghampiri.

Warok Suramenggala yang juga ada bersama dengan Subroto mencoba menjelaskan segala sesuatu yang telah terjadi.

Warok Secadarma yang mengejar sang Adipati akhirnya berhasil menyusul. Ia masih tidak terima akan keputusan sang adipati yang menyebabkan anaknya, Suminten, menjadi edan. Suramenggala yang mencoba menyabarkannya pun tidak digubrisnya. Maka terjadilah perkelahian antara Warok Secadarma dan Suramenggala.

Tiba-tiba datanglah Suminten yang sudah menjadi edan sambil berlari-lari dengan jaran kepang dan mencari-cari mas Broto.

Sampai akhirnya Suminten terjatuh tak sadarkan diri. Tetapi berkat pertolongan Warok Suramenggala, Suminten dapat disembuhkan dan kembali sadar.

Tetapi Warok Secadarma masih merasa tidak terima karena keluarga mereka masih mendapat malu akan kejadian tersebut. Maka Suramenggala mengusulkan agar Subroto tetap mengangkat Cempluk dan Suminten menjadi istrinya, dan semua pihak akhirnya setuju.
Adipati Trenggalek masih memiliki perintah yang belum terlaksana, yaitu untuk menumpas Baribin. Warok Suramenggala dan Secadarma pun menyanggupi untuk melaksanakan perintah tersebut.

Di padepokan di gunung Klothok, Baribin sedang dihadap oleh anak buahnya mencari siasat baru untuk melanjutkan pemberontakan.

Tiba-tiba datanglah rombongan Warok Suramenggala dan Secadarma sebagai utusan dari Trenggalek untuk membunuh Baribin.

Adu kesaktian antar kedua pasukan itu pun tak terhindarkan.

Sampai akhirnya Warok Suramenggala mengeluarkan kesaktian pamungkasnya yang berupa kolor, dan dengan dibantu oleh Secadarma dan adiknya, maka Baribin berhasil dibunuh.

Pertunjukan selesai, dan tak lupa panitia & pemain mengucapkan terima kasih pada para penonton.

Kisah Suminten Edan ini sesungguhnya sudah pernah ditampilkan oleh Ludruk Tjap Parabola di pagelaran di tahun 2003. Saat itu para senior UKM Djawa membuat lagu soundtrack seperti di bawah.

Semoga Paramabudaya & UKM Djawa Tjap Parabola tetap jaya.
Tandya ! Tandya !! Tandya !!!

1 thought on “Suminten Edan – Paramabudaya 2015”

Leave a comment